Minggu, 23 Desember 2012

Teknik pergerakan kamera

Establishing Shot

Sebuah penggambaran suasana ataupun situasi. Biasa digunakan untuk opening, maupun clossing. Establishing juga sering digunakan sebagai permulaan sebuah babak baru, yang dihadirkan melalui Optical berupa Fades maupun Dissolve. Keberadaannya berfungsi sebagai penunjukkan waktu dan lokasi. Misalkan, sebuah rumah, malam hari.

Beauty Shot

Sebuah pengngambaran obyek yang bertujuan untuk memperindah adegan. Hampir sama dengan Establishing, hanya saja dalam Beauty Shot obyek yang ditampilkan lebih berfungsi untuk memperindah frame. Memanjakan mata penonton dan memberikan informasi secara tidak langsung. Misalkan, Close-Up sebuah bunga sakura.

Pada prinsipnya, ada 3 angle kamera yang digunakan untuk menggambarkan sebuah karakter.

1. EYE LEVEL
Pengambilan gambar, dengan posisi kamera sejajar dengan subyek. Dalam sebuah dialog, pengambilan dengan angle ini untuk menujukkan kesejajaran antara tokoh satu dengan yang lain. 

2. HIGH LEVEL
Pengambilan gambar, dengan posisi kamera lebih diatas, daripada subyek. Dalam sebuah dialog, maupun adegan, posisi ini bertujuan untuk menggambarkan subyek yang lemah, tidak berdaya.

3. LOW LEVEL
Pengambilan gambar, dengan posisi kamera dibawah subyek. Dalam sebuah dialog maupun adegan, posisi ini bertujuan untuk menggambarkan subyek yang kuat, angkuh, dan lebih berkuasa.


Type of SHOT

1. LONG SHOT
Jarak pengambilan yang cenderung luas. Menampilkan situasi dengan fokus subyek yang lebih kecil. Dominan pada suasana yang mewakili plot cerita dalam sebuah Scene. Subyek disini hanya sebagai indikasi keberadaannya pada sebuah situasi. Fungsi pada plot adalah sebagai penunjukkan waktu dan lokasi.

2. MEDIUM LONG SHOT
Menunjukkan eksistensi subyek pada sebuah situasi. Masih dominan pada suasana. Namun, subyek mulai diberi sedikit identitas. Fungsi pada plot adalah untuk menunjukkan hubungan antara subyek dengan situasi di dalamnya.

3. FULL SHOT
Ukuran subyek dalam sebuah frame, dari ujung kaki hingga kepala. Berfungsi sebagai pengenalan sebuah karakter dalam cerita.

4. MEDIUM SHOT
Ukuran subyek dari pusar hingga kepala. Fungsi pada plot adalah sebagai penunjukkan aktifitas.

5. MEDIUM CLOSE UP
Ukuran subyek dalam frame dari dada hingga kepala. Berfungsi sebagai penekanan dialog, ataupun karakter.

6. CLOSE UP
Ukuran subyek dari leher hingga batas atas kepala. Berfungsi sebagai penekanan karakter, dialog dramatik, ataupun respon terhadap sebuah situasi.

7. BIG CLOSE UP
Ukuran subyek dari batas dagu hingga batas atas kepala. Berfungsi sebagai penekanan karakter, atau respon/reaksi terhadap sebuah situasi dramatik. Hampir sama dengan Close-Up, hanya saja lebih mendalam dalam penunjukkan karakternya.

8. EXTREME CLOSE UP
Ukuran subyek pada satu anggota/bagian tubuh. Berfungsi sebagai indikasi khusus tentang sebuah aktifitas, ataupun reaksi yang sedang dilakukan.

 
Ada beberapa gerakan kamera yang sering digunakan, yaitu;
- ZOOM IN/OUT
Mendekatkan fokus perhatian subyek/obyek (IN), dan menjauhkan fokus perhatian subyek/obyek (OUT).Efek dari Zoom In/Out ini pada layar adalah, seperti kita mengamati sebuah benda, lalu kita berjalan mendekatinya,ataupun menjauhinya.

- PAN
Putaran horizontal kamera dari titik tertentu(kanan dan kiri). Efek dari Pan ini
pada layar adalah, seperti kita dengan pelahan berputar di satu titik. Pandangan mata akan menyebar ke seluruh ruangan, atau mengikuti sebuah benda/obyek yang bergerak.

- TILT
Putaran Vertical kamera dari titik tertentu (atas dan bawah). Efeknya dari Tilt ini ada layar adalah, seperti kita memandang sesuatu sambil menggerakkan kepala dan pandangan mata dari atas ke bawah, atau sebaliknya.

- TRACK/DOLLY
Hasil dari gerakan seluruh kamera. Tidak terpancang di satu titik posisi. Gerakan ini dihasilkan melalui berbagai cara. Antara lain dengan mengkaitkan kamera pada sebuah tiang (Jimmy Jib), atau juga menaikkan kamera di sebuah kereta dorong (Dolly). Efeknya pada layar adalah, hampir sama dengan Zoom In/Out. Hanya saja, gerakan yang dihasilkan lebih realistis, karena dilakukan secara manual, yaitu mendekatkan kamera pada obyek maupun Subyek. Dan pemotretannya yang tidak dilakukan di satu titik membuat penonton seakan ikut mengembara dalam pemandangan yang dihasilkan. Gerakannya fleksibel, tergantung dengan konsep ataupun plot yang dimainkan. Pada Dolly,Track bisa dilakukan ke depan, belakang, kiri, kanan, maupun berputar. Sedangkan pada Jimmy Jib,selain sama dengan Dolly, gerakan bisa dilakukan dengan lebih variatif. Yaitu ke atas, kebawah, maupun pengibas (Swing).

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes